Kini


Bismillah. 
Saya putuskan mulai hari ini untuk terus menulis di sini dan berpikir seperti tidak ada yang akan membacanya. 

Lika liku rumah tangga akan selalu ada. Kadang naik, kadang turun, kadang lancar, kadang macet banyak hambatan. So do our marriage

Alhamdulillah tsumma alhamdulillah. Januari 2021 adalah tahun kelima kami bersama. Dari berdua jadi berlima. 

Tiap hari ku dikelilingi three boys plus one big boy, iya plus one, karena boys will be boys. Alhamdulillah, masya Allah nikmat-Nya begitu besar. Aku berusaha untuk mensyukuri, menikmati tiap hal yang Ia berikan. 

Tergantung bagaimana kamu melihatnya, lima tahun bisa menjadi waktu yang singkat, seperti terjadi sekedip mata. Tapi lima tahun juga bisa jadi waktu yang lama, jika dijalani dengan penuh keluh. 

Bahagiakah aku bersamanya? Bersama mereka. 
Tentu saja aku bahagia. Tapi tak cuma rasa itu yang ada. 
Ada kecewa, ada marah, ada sesal, ada putus asa, kadang pun ada benci.

Nisa remaja terlalu naif untuk berpikir kalau menikah adalah akhir bahagia. Nope, youre totally wrong. Menikah adalah gerbang menuju sebuah tempat dengan begitu banyak masalah...yang tadinya justru kau pikir akan selesai ketika kau menikah. Hahaha. Mungkin jika pernikahan kami berbentuk benda atau makhluk, ia akan menertawakan kenaifanku ini. 

*Tarik nafas panjang...*

Kecewa. Marah. Sesal. Putus. Benci
Siapapun tau, berharap pada manusia hanya akan berujung kecewa. Begitu juga dalam pernikahan. Lumrah jika kau menggantungkan harap pada pasanganmu. Tapi jangan lupa siap-siap untuk kecewa, itu jawaban mutlak. Siapapun pasanganmu, jawabannya pasti ia akan mengecewakanmu. Bagaimana aku bisa yakin menjawab pasti? Jawabannya, sesederhana karena ia manusia. Yang kuasanya terbatas, yang cintanya terbatas, yang maklumnya terbatas, yang sabarnya terbatas dan semua fitur kebaikan yang dimiliki serba terbatas. 

Harapan pada pasangan pasti akan selalu ada, tapi aku berusaha meredam hati untuk memberi ruang pada kenyataan. Harapku takkan selalu terjawab sama. Pelan tapi pasti, aku akan belajar untuk tidak terlalu menggantungkan harap padanya dan mendekatkan hati pada yang Maha. Yang Maha takkan mengecewakanku, karena Ia Maha Kuasa, Maha Cinta, Maha Sabar dan Maha segalanya. Ia akan memaklumiku atas salahku, Ia akan tetap mencintaiku di saat terburukku, Ia akan Sabar menuntunku. Ya Allah, Ya Kariim, semoga hatiku selalu terpaut padaMu...

Janganlah kamu terlalu lama larut dalam nuansa hati yang sendu. Baik buruk akan selalu berputar dalam hidup. Hidupmu singkat, bangun dan buatlah bermanfaat, untuk bekalmu di akhirat.

Banyak rasa yang kami ciptakan, rasakan dan bagikan selama lima tahun bersama. Kadang aku tak percaya diri ini sudah melewati begitu banyak fase yang luar biasa. Pernikahan, hamil pertama, melahirkan, bertiga, ngontrak rumah, hamil anak kedua bersama satu toddler, melahirkan, berempat, pindah beli rumah, hamil anak ketiga bersama dua toddler, dan sekarang hidup bersama dua toddler dan satu bayi, wah masya Allah. Allah Maha Baik. Lima tahun lalu, aku tak pernah membayangkan hidupku akan menjadi seperti sekarang. 

Aku cuma perlu menjalaninya, menikmatinya, mensyukurinya, mengusahakan yang terbaik. 

Itu bukan cuma sayang...
Ayo update ilmu, update iman, Bu Nisa.
Kamu tak kan terus muda. 
Kamu punya tiga putra, yang kan mencontoh perilakumu.
Berlakulah yang baik, jadilah teladan yang patut diteladani.
Bisa, kamu bisa.

.Nisa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WEDDING REVIEW SERIES #2 CATERING & DECORATION SERVICES - MAHARANI

WEDDING REVIEW SERIES #1 TATA RIAS - SANGGAR LIZA

WEDDING REVIEW SERIES #3 VENUE - PURI ARDHYA GARINI