Hikmah Menikah
Assalamualaikum, Ukh!
Wah, tak terasa kalau hari ini ternyata adalah tanggal 23 Februari 2016, which means pernikahan kami sudah berjalan satu bulan. Memang benar kata mereka yang bilang bahwa, jika suatu hal kita lakukan dengan senang hati maka waktu akan terasa berjalan lebih cepat hehe. Hanya syukur yang tak henti bisa kupanjatkan atas segala nikmat yang telah Allah berikan.
Ketika dulu mengikuti kuliah Psikologi Keluarga, seorang dosen berkata bahwa "Pernikahan adalah Proses Penyesuaian Seumur Hidup". Dan ya, tentu saja itu aku rasakan. Begitu banyak perubahan yang terjadi karena satu sama lain saling menyesuaikan. Alhamdulillah sampai hari ini kami selalu diberi kekuatan untuk dapat memahami satu sama lain, sehingga belum ada masalah yang berarti, Yaa mungkin karena baru sebulan kali ya haha. Setelah menjalani waktu satu bulan ini, aku mulai sadar bahwa ada beberapa hikmah yang aku rasakan. Buat kamu yang mungkin sedang merencanakan pernikahan, yang mungkin sedang ragu dengan pilihannya, atau mungkin masih belum berniat menikah, berikut aku akan ceritakan hikmah menikah yang aku rasakan. Semoga bisa menjadi bahan pertimbangan ya :)
Yang pertama, setelah menikah aku merasakan adanya motivasi untuk meningkatkan kualitas hidup, khususnya kualitas ibadah. Jika dulu sholat wajib ku lakukan sendiri, saat ini karena sudah punya partner maka sholat kami lakukan berjamaah. Hal baik yang dilakukan secara bersama-sama akan terasa lebih mudah dan tentu saja pahalanya menjadi berkali lipat kan hehe. Lalu untuk kualitas hidup, aku merasa memiliki harapan bahwa hidup kami maish panjang. In syaa Allah jika kami diberikan keturunan, maka otomatis kami memiliki tanggung jawab sebagai orang tua. Membayangkan perjalanan panjang tersebut tentunya pola hidup kami harus sehat, bukan? Kami satu sama lain selalu meningatkan untuk mulai kembali meanjutkan rutinitas olahraga yang sempat terhenti satu bulan ini.
Lalu, setelah menikah, rasa ingin tahuku semakin meningkat, khususnya akan pengetahuan mengenai dunia parenting nabawiyah, perkembangan anak, hingga perihal finansial dan bisnis haha cukup melebar ya. Menjadi seorang istri dan nantinya ibu tentu wajar kalau mulai memikirkan bagaimana akan mendidik anaknya kelak. Perlu diingat yaa kalau ibu adalah madrasah utama bagi anak-anaknya, jadi ibu harus cerdas :) Selain jadi sekolahnya anak-anak, seorang istri juga menjadi bank keluarga. Biasanya, suami yang mencari nafkah, lalu istri yang mengatur jalannya keuangan keluarga, bagaimana ia dapat mengatur penghasilan yang didapat untuk dialokasikan pada hal yang bermanfaat namun tetap hemat hehe.
Yang pertama, setelah menikah aku merasakan adanya motivasi untuk meningkatkan kualitas hidup, khususnya kualitas ibadah. Jika dulu sholat wajib ku lakukan sendiri, saat ini karena sudah punya partner maka sholat kami lakukan berjamaah. Hal baik yang dilakukan secara bersama-sama akan terasa lebih mudah dan tentu saja pahalanya menjadi berkali lipat kan hehe. Lalu untuk kualitas hidup, aku merasa memiliki harapan bahwa hidup kami maish panjang. In syaa Allah jika kami diberikan keturunan, maka otomatis kami memiliki tanggung jawab sebagai orang tua. Membayangkan perjalanan panjang tersebut tentunya pola hidup kami harus sehat, bukan? Kami satu sama lain selalu meningatkan untuk mulai kembali meanjutkan rutinitas olahraga yang sempat terhenti satu bulan ini.
Lalu, setelah menikah, rasa ingin tahuku semakin meningkat, khususnya akan pengetahuan mengenai dunia parenting nabawiyah, perkembangan anak, hingga perihal finansial dan bisnis haha cukup melebar ya. Menjadi seorang istri dan nantinya ibu tentu wajar kalau mulai memikirkan bagaimana akan mendidik anaknya kelak. Perlu diingat yaa kalau ibu adalah madrasah utama bagi anak-anaknya, jadi ibu harus cerdas :) Selain jadi sekolahnya anak-anak, seorang istri juga menjadi bank keluarga. Biasanya, suami yang mencari nafkah, lalu istri yang mengatur jalannya keuangan keluarga, bagaimana ia dapat mengatur penghasilan yang didapat untuk dialokasikan pada hal yang bermanfaat namun tetap hemat hehe.
Yang selanjutnya mungkin bukan hikmah setelah menikah, namun sebelum menikah hehe. Dalam Islam, menikah adalah salah satu cara membuka pintu rezeki, dan kami berdua percaya itu. Setelah mencapai kesepakatan bahwa kami akan menikah, terdapat beberapa mukjizat yang saya anggap sebagai hikmah dari niatan kami untuk menikah. Saya, yang saat itu sedang memutar otak mencari sponsor untuk keberangkatan saya dan teman-teman untuk mengikuti conference di Korea, hingga detik terakhir alhamdulillah kami berhasil mendapatkan sejumlah uang dari sebuah perusahaan multinasional. Begitu juga dengan pekerjaan Aa, alhamdulillah proyeknya mulai berjalan bersama-sama.
Selain itu, sebenarnya masih banyak hikmah menikah yang aku rasakan. Lalu untuk ke depannya, In syaa Allah akan ada banyak hikmah, pelajaran, kebaikan dan mukjizat yang hadir dalam perjalanan kami. Semoga semuanya menjadi berkah, aamin.
Untuk kamu yang masih ragu, tinggalkanlah keragu-raguan itu dan jalani apa yang kamu yakini. Untuk kamu yang masih mencari, jangan lupa terus berdoa dan berusaha memantaskan diri untuk jodohmu kelak ya. Jodoh ada di tangan Tuhan, tapi jika tidak berusaha, ia akan tetap di tangan Tuhan kan? :p
Untuk kamu yang masih ragu, tinggalkanlah keragu-raguan itu dan jalani apa yang kamu yakini. Untuk kamu yang masih mencari, jangan lupa terus berdoa dan berusaha memantaskan diri untuk jodohmu kelak ya. Jodoh ada di tangan Tuhan, tapi jika tidak berusaha, ia akan tetap di tangan Tuhan kan? :p
.Nisa
Label: Life as a Wifey & Mom
1 Komentar:
Asalmaualikum.. Maaf inpo buat perias entis florist menerima pesanan ronce melati berbagai adat. Sunda. Solo putri. Jogya putri.betawi.muslim
Dll. Berinat hb ntis wa 08159933742.081282226757.alat jatinegara jakarta timur
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda