WEDDING REVIEW SERIES #1 TATA RIAS - SANGGAR LIZA

Assalamualaikum, Ukh!

Apa kabar dirimu di sana? Semoga sehat selalu yaaa. So sorry untuk keterlambatan posting yang amat sangat ini. Jujur aja kemarin lagi banyak disibukkan dengan urusan revisian skripsi dan lagi kurang enak badan, sampe lupa kalau punya utang posting wedding review series yang sudah dijanjikan, hiks maaf ya. 

Oke, kita mulai saja yaa. Di postingan sebelumnya aku bilang akan me-review vendor tata rias yang aku gunakan saat pernikahan kemarin, yaitu Sanggar Liza. Sesungguhnya dalam acaraku kemarin aku menggunakan jasa 2 vendor untuk tata rias, hal lini dikarenakan paket wedding service dari Maharani, sehingga aku mendapat jatah tata rias dari Salon Renny. Berhubung sudah sejak lama aku begitu bermimpi untuk dirias oleh Sanggar Liza kalau suatu hari menikah, maka untuk tata rias pengantin dan orangtua aku menggunakan jasa Sanggar Liza. Sementara tata rias dari Salon Renny dialokasikan untuk among tamu dan penjaga buku tamu. 

Jadi apasih alasan yang membuatku ingin sekali dirias oleh Sanggar Liza di hari pernikahanku? Seperti yang pernah ku katakan sebelumnya, sudah sejak lama aku mengikuti akun-akun vendor pernikahan termasuk Sanggar Liza. Dan ketika aku melihat hasil-hasil riasannya dalam akun instagram @sanggar_liza aku benar-benar jatuh cinta hehe. Sebagai seorang anak yang dilahirkan dalam budaya Solo, aku memimpikan menikah menggunakan riasan paes dan menggunakan baju beludru hitam panjang, seperti ini

Foto dari akun instagram @sanggar_liza

Cantik, bukan? Karena hasil riasan yang cantik ini membuatku ingin sekali dirias oleh Sanggar Liza. Setelah booked untuk hari pernikahanku, tinggal tahap selanjutnya yakni menceritkan konsep yang aku inginkan kepada vendor sehingga bisa diwujudkan. Sejujurnya aku ingin sekali menggunakan riasa paes, itu ukh yang warna hitam digambar di atas dahi. Akan tetapi setelah berkonsultasi dengan calon kakak-kakak iparku, mereka menyarankan untuk memodifikasinya saja menjadi hijab, untuk menjaga kebersihan niat menikah katanya. Akhirnya aku memutuskan untuk menggunakan modifikasi hijab untuk pengganti paes. Alhamdulillah mbak Renny (perias dan anak dari Ibu Liza) sanggup menyesuaikan keinginanku, sehingga bisa tetap cantik dalam balutan busana beludru hitam meskipun tanpa paes.

Pada riasan ini aku menggunakan busana beludru hitam dari Sanggar Liza juga. Lalu untuk riasan akad, aku menyesuaikan baju yang aku buat sendiri. Baju akadku dibuatkan oleh penjahit langganan mama, yaitu Tante Sari. Meskipun menurut pengakuannya ini adalah baju pernikahan pertama yang ia buat, tapi hasilnya sungguh tidak mengecewakan. Aku memilih sendiri warna dan bahan dari baju akad ini, mulanya aku ingin sekali warna rosegold, tapi ternyata kepincut juga dengan warna tembaga ini.

Perihal tata riasku rasanya sudah pas sekali, hanya saja ada beberapa catatan yang perlu aku utarakan mengenai servicenya. Namanya juga setiap pilihan pasti ada plus minusya, berikut akan aku jabarkan yah. Tapi perlu diingat kalau penilaianku ini subjektif berdasarkan penilaianku saja ya, bisa jadi ada yang tidak sependapat denganku.

Plus (+):

1. Rias wajah pengantin wanita super oke, sesuai bayanganku. Hanya saja untuk gaya hijabku ketika akad entah mengapa aku agak kurang sreg, karena aku merasa terlihat agak gemuk hehe meskipun aa bilang cantik. Alhamdulillah hampir semua orang bilang kalau aku manglingi di saat hari pernikahan hehe. Aku pribadi suka kedua tipe riasan, baik dari akad sampai resepsi, tapi jika dikombinasikan dengan hijab, aku jadi lebih suka riasan resepsi karena jadi lebih tirus hehe.

2. Di sanggar liza terdapat 3 perias utama, yakni Bu Liza, mbak Renny Liza, dan mbak Fitri Liza. Sebenarnya meliat review di instagram rasanya lebih ingin dirias oleh mbak Fitri, tapi setelah dapat jatahnya mbak Renny, aku pun tak menyesal karena memang skill nya juga sama hebat. Perlakuan mbak renny terhadap kliennya aku nilai sangat baik, beliau super duper ramah melayani keinginan dan pertanyaan yang sering aku lontarkan, yaa aku memang klien yang cukup bawel hehe.

3. Service sejak pertama datang ke Sanggar hingga fitting akhir perlu aku acungi jempol. Aku merasa sangat dihargai pendapatnya, sehingga sampai hari H semua sesuai dengan yang aku inginkan, kecuali...hijab akadnya huhuhu maaf yah mbak Renny. 

Minus (-):

1.  Hmm I must say that its quiet pricey. Yaa ada harga ada rupa sih, tapi memang setelah ngobrol dengan beberpaa teman yang menggunakan jasanya mengaku bahwa fee Sanggar Liza memang mahal, awalnya ku pikir setimpal dengan service yang akan kami dapatkan, tapi ternyata huhu di sini aku merasa agak kecewa.

2. Nah, jika tadi aku bilang puas sekali dengan rias wajah untukku, aku cukup kecewa dengan rias wajah pengantin pria. Wajah aa hanya dipulaskan bedak tipis yang menurutku warnanya kurang cocok dengan warna kulitnya, jadi gimana ya, hmm hasil di foto kurang tampan huhuhu. 

3. Mama mertuaku juga komplain mengenai rias wajahnya. Ia memuji hasilnya cantik akan tetapi ketika saat itu bulu matanya copot, yang merias mama kurang membenahinya dengan baik sehingga ketika on stage copot lagi huhu. 

4. Pemasangan kain yang (tak bisa kusalahkan juga mungkin karena waktu yang mepet) asanya kok kurang rapi. Hal ini diutarakan oleh Mama, Mama mertua, Papa, Papa Mertua dan kakak adik kami. Huhuhu untuk penilaian ini aku cukup mengiyakan sih.

5. Untuk pemakaian cat kuku, hmm sepertinya mbaknya agak gimana yah, messy sekali. Yang memakaikan adalah asistennya mbak Renny, mungkin masih training atau gimana ya huhu. Kalau soal foundation yang di tangan sudah oke, hanya cat kukunya saja yang huhu agak mengecewakan, meskipun dari jauh ndak terlalu nampak sih. 

6. Dalam satu harinya, perias Sanggar Liza bisa merias kalau aku ndak salah 2 pengantin. Nah berhubung setelah meriasku, mbak Renny ada jadwal merias di Bogor, jadi setelah meriasku saat resepsi, beliau langsung cao ke Bogor. Mbak Renny menungguiku sampai upacara selesai hingga naik ke pelaminan saja. Sayangnya, di jam hampir akhir make up di sekitar bawah hidungku agak pecah foundationnya, sepertinya karena produksi keringat. Soalnya 3 jam tanpa duduk, jadi yaaa capek dan agak berkeringat. Dan di saat itu mbak Renny sudah tidak ada di venue sehingga tidak ada yang me-retouch :(( meskipun di foto ndak nampak juga sih karena make up nya yang berlapis-lapis.

Sekian Wedding Review Series #1 Edisi Tata Rias - Sanggar Liza ini. Sekali lagi review ini sifatnya subjektif ya, bisa saja penilaiannya berbeda dengan orang lain. Dan tujuanku me-review hanya untuk membantu mendeskripsikan service yang kudapatkan sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan teman-teman sebelum menentukan vendor tata rias pernikahanmu ya :)

.Nisa