Unek-unek Menjelang Kelahiran Kedua
Assalamualaikum!
Hari ini harusnya waktunya kontrol
adek yang polanya mulai periksa 2 mingguan. Tapi mendadak ketika sudah di
jalan, kmc telfon dan bilang kalo dokternya ga praktek. Hmmmmm. Agak sebel sih
tapi yasudahlah, wallahualam mungkin ada maksud lain dari Allah kenapa kami ga
jadi kontrol hari ini. Kehamilanku sudah memasuki minggu ke 37, sudah mulai
agak harap-harap cemas. Kalau riwayat dzakir dulu kalo nda salah lahirnya
minggu 38/39, which means 1 atau 2 minggu lagi kan. Insting nestingku sudah
mulai muncul dari beberapa minggu lalu, cuci-cuci baju dzakir waktu bayi dulu,
tapi belum mulai nyusun tas emergency nih yang sewaktu-waktu mau lahiran
tinggal angkut aja, mungkin abis ini aku siapkan.
Setiap
kehamilan memiliki kisah uniknya masing-masing, begitu juga dengan kehamilan
keduakku ini. Jika dulu saat hamil dzakir, aku sedang pusing memikirkan
skripsi, hmm kalau kehamilan kedua ini mungkin aku agak lebih santai. Kalo soal
cuek sih agaknya mirip hehe. Begitu juga soal kegiatan. Kalau dulu sibuk
kuliah, sekarang sibuk ngerjain pekerjaan rumah tangga yang juga kayaknya ga
ada habisnya, ditambah lagi dapat amanah jadi konselor di TK Al Azhar seminggu
sekali. Kurang lebih sama aktifnya lah. Waktu pertama tau kalau aku positif,
kira-kira bulan September kemarin, nafsu makanku memburuk, mual muntah, ya
biasa ya trimester pertama. Dan ternyata itu juga ngaruh ke dzakir, dia jadi
lebih kurus karena gamau makan dan rewel karena mau disapih.
Proses menyapih juga ternyata ga kalah
challenging dibanding persalinan hahaha. Dza udah nempel banget dengan pd saya, memang sih waktu itu usianya baru 11 bulan, masih sedang-sedangnya.
Awalnya saya kekeuh pake metode weaning with love, yang mengedepankan
kelembutan dan afirmasi positif saja pada si anak, terus menerus diberi
pengertian untuk tidak menyusu lagi. Sampai akhirnya nyerah dan kasih lipstick
dan brotowali. And you know what? Dia Cuma geli dan kepaitan aja sebentar, abis
itu terus nyusu lagi. Hahaha yasudahlah, alhamdulillahnya saya ga ada riwayat
keguguran, flek atau pendarahan dan tidak merasa kontraksi saat menyusui, jadi
saya putuskan untuk lanjut menyusui dza selama hamil. Hitung-hitung sebagai
bentuk tanggung jawab saya terhadap dia yang punya hak disusui sampai 2 tahun (seharusnya).
Di usia kehamilan 37 minggu ini, usia dza adalah 19 bulan, saya sudah sering
sounding saat dia sadar maupun saat tidur, bahwa nanti setelah adiknya lahir
Dza minum susu di botol ya, boleh minum jus, air putih atau apapun selain nen
ya, gentian sama adek, nennya untuk adek. Semoga omongan saya selama ini
didengar, masuk dan dipahami olehnya. Bismillah.
Menjadi ibu adalah sebuah perjalanan.
Belajar. Dari panik karena tak tau, sampai santai karena sudha tau dan terbiasa
melewatinya. Menyapih, yang awalnya saya galau setengah mati, sampai saya
pasrah dan membiarkannya menyusu dan meyakini bahwa ia akan paham maksud saya
untuk berhenti saat adiknya lahir nanti. MPASI yang awalnya ribet menyiapkan
barang ini itu untuk masak, galau karena anak ga doyan makanan yang udah
disiapkan, sampai yasudahlah makan makanan rumah yang ada dan Alhamdulillah
anaknya mau. Gelisah ganti obgyn yang dirasa cocok tapi kok ya jauh banget,
sampe yasudah dijalani saja jarak bisa ditempuh, uang bisa dicari, semoga
proses persalinannya bisa normal dan nyaman. Sedih dan cemas karena mau
ditinggal umroh sama suami saat 10 malam terakhir ramadhan, sampai akhirnya
pasrah dan dia sendiri memutuskan untuk ga berangkat. Kewalahan ngurus kerjaan
rumah tangga karena ga punya pembantu dan nanti gimana kalo udah ngurus 2 anak,
sampai hanya bisa pasrah dan percaya kalo Allah kasih saya rezeki 2 anak, pasti
saya dianggap mampu untuk mengurus semuanya. Bismillah saja. Jum’at, 8 Juni 2018
.Nisa
Label: Life as a Wifey & Mom, PREGGO
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda