Juli 21, 2018

Unek-unek Menjelang Kelahiran Kedua

Assalamualaikum!


Hari ini harusnya waktunya kontrol adek yang polanya mulai periksa 2 mingguan. Tapi mendadak ketika sudah di jalan, kmc telfon dan bilang kalo dokternya ga praktek. Hmmmmm. Agak sebel sih tapi yasudahlah, wallahualam mungkin ada maksud lain dari Allah kenapa kami ga jadi kontrol hari ini. Kehamilanku sudah memasuki minggu ke 37, sudah mulai agak harap-harap cemas. Kalau riwayat dzakir dulu kalo nda salah lahirnya minggu 38/39, which means 1 atau 2 minggu lagi kan. Insting nestingku sudah mulai muncul dari beberapa minggu lalu, cuci-cuci baju dzakir waktu bayi dulu, tapi belum mulai nyusun tas emergency nih yang sewaktu-waktu mau lahiran tinggal angkut aja, mungkin abis ini aku siapkan.
            Setiap kehamilan memiliki kisah uniknya masing-masing, begitu juga dengan kehamilan keduakku ini. Jika dulu saat hamil dzakir, aku sedang pusing memikirkan skripsi, hmm kalau kehamilan kedua ini mungkin aku agak lebih santai. Kalo soal cuek sih agaknya mirip hehe. Begitu juga soal kegiatan. Kalau dulu sibuk kuliah, sekarang sibuk ngerjain pekerjaan rumah tangga yang juga kayaknya ga ada habisnya, ditambah lagi dapat amanah jadi konselor di TK Al Azhar seminggu sekali. Kurang lebih sama aktifnya lah. Waktu pertama tau kalau aku positif, kira-kira bulan September kemarin, nafsu makanku memburuk, mual muntah, ya biasa ya trimester pertama. Dan ternyata itu juga ngaruh ke dzakir, dia jadi lebih kurus karena gamau makan dan rewel karena mau disapih.
Proses menyapih juga ternyata ga kalah challenging dibanding persalinan hahaha. Dza udah nempel banget dengan pd saya, memang sih waktu itu usianya baru 11 bulan, masih sedang-sedangnya. Awalnya saya kekeuh pake metode weaning with love, yang mengedepankan kelembutan dan afirmasi positif saja pada si anak, terus menerus diberi pengertian untuk tidak menyusu lagi. Sampai akhirnya nyerah dan kasih lipstick dan brotowali. And you know what? Dia Cuma geli dan kepaitan aja sebentar, abis itu terus nyusu lagi. Hahaha yasudahlah, alhamdulillahnya saya ga ada riwayat keguguran, flek atau pendarahan dan tidak merasa kontraksi saat menyusui, jadi saya putuskan untuk lanjut menyusui dza selama hamil. Hitung-hitung sebagai bentuk tanggung jawab saya terhadap dia yang punya hak disusui sampai 2 tahun (seharusnya). Di usia kehamilan 37 minggu ini, usia dza adalah 19 bulan, saya sudah sering sounding saat dia sadar maupun saat tidur, bahwa nanti setelah adiknya lahir Dza minum susu di botol ya, boleh minum jus, air putih atau apapun selain nen ya, gentian sama adek, nennya untuk adek. Semoga omongan saya selama ini didengar, masuk dan dipahami olehnya. Bismillah.
Menjadi ibu adalah sebuah perjalanan. Belajar. Dari panik karena tak tau, sampai santai karena sudha tau dan terbiasa melewatinya. Menyapih, yang awalnya saya galau setengah mati, sampai saya pasrah dan membiarkannya menyusu dan meyakini bahwa ia akan paham maksud saya untuk berhenti saat adiknya lahir nanti. MPASI yang awalnya ribet menyiapkan barang ini itu untuk masak, galau karena anak ga doyan makanan yang udah disiapkan, sampai yasudahlah makan makanan rumah yang ada dan Alhamdulillah anaknya mau. Gelisah ganti obgyn yang dirasa cocok tapi kok ya jauh banget, sampe yasudah dijalani saja jarak bisa ditempuh, uang bisa dicari, semoga proses persalinannya bisa normal dan nyaman. Sedih dan cemas karena mau ditinggal umroh sama suami saat 10 malam terakhir ramadhan, sampai akhirnya pasrah dan dia sendiri memutuskan untuk ga berangkat. Kewalahan ngurus kerjaan rumah tangga karena ga punya pembantu dan nanti gimana kalo udah ngurus 2 anak, sampai hanya bisa pasrah dan percaya kalo Allah kasih saya rezeki 2 anak, pasti saya dianggap mampu untuk mengurus semuanya. Bismillah saja. Jum’at, 8 Juni 2018

Ini adalah beberapa catatan saya ketika menunggu kelahiran anak kedua. Cuap cuap yang isinya tentang kegalauan akan keadaan saat itu. Alhamdulillah terlewati juga hehehe :)

.Nisa

Label: ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda