Kini Bertiga

Assalamualaikum semua!
Apa kabarnya? Semoga selalu dalam lindungan Allah ya, ukh :) 

Finally, our baby boy is already popped out in 13th October 2016! Alhamdulillahirabbilalamin, telah lahir putra pertama kamidengan berat 2,8 kg dan panjang 4.9 cm.Welcome to the world!

 Dzakir Khalifah Al-Farisi

Syukur alhamdulillah Dzakir lahir sehat dengan proses persalinan normal, tentunya hal yang diinginkan oleh para ibu hamil. Selama ini menuju proses persalinan saya banyak bertanya dengan ibu, tante, bude dan ibu-ibu yang sudah pernah merasakan, dan lalu setelah merasakan sendiri bagaimana prosesnya komentar saya adalah....Oh ternyata begini ya rasanya...luar biasa dan sulit diungkapkan dengan kata-kata

Hari ini saya mau berbagi mengenai proses persalinan yang telah saya jalani. Semoga bisa jadi sedikit gambaran bagi para bumil yang akan segera menghadapi persalinan ya :)


Saya melahirkan Dzakir hari Kamis 13 Oktober malam jam 22.15, tepat usia kandungan 39 minggu 1 hari. Beberapa hari sebelumnya saya seperti sudah feeling akan melahirkan dalam waktu dekat. 2 hari sebelumnya saya izin suami untuk pergi ke salon, rasanya ingin potong rambut dan hair spa karena sudah merasa gerah dengan rambut yang terlalu panjang dan juga pedicure karena kuku kaki sudah terlalu panjang akibat terganjal gendutnya perut saat hamil hehe. Alhamdulillah sudah potong kuku tangan sendiri di rumah jadi ga perlu manicure. Nah ini cukup penting buat para bumil untuk siap-siap potong kuku sebelum melahirkan, karena ada kemungkinan kita mencengkram tangan pasangan, ibu atau mungkin suster dan dokter saat mengejan. Ada baiknya kita memikirkan mereka juga hehehe. 

Pada hari kamis kira-kira pukul 2 pagi, tidur saya mulai gelisah. Perut terasa mulas seperti dismenore. Memang saya biasa kram perut saat haid, dan kali itu rasanya seperti itu namun dengan intensitas yang sering dan disertai sakit punggung. Kala itu suami pulang larut karena harus survey tanah di Bandung, namun ia saya suruh pulang karena saya merasa akan melahirkan dalam waktu dekat. Paginya kami bergegas untuk mengecek ke dokter, memang sudah saatnya kontrol juga sih saat itu. Kami berangkat dengan sudah siap membawa tas berisi persiapan persalinan. Bagi para ibu yang sedang hamil tua, jangan lupa persiapkan tas berisi persiapan bersalin, apalagi ketika sudah memasuki minggu ke 36 ya karena dia di dalam perut juga sudah siap-siap ingin keluar hehe. Pada postingan selanjutnya aku akan sebutkan barang-barang apa saja yang perlu masuk dalam tas tersebut.

Saat kontrol tersebut awalnya dokter bilang, ini sudah sebentar lagi tapi belum waktunya. Eh tapi selanjutnya dokter pun memeriksa dalam dan meralat ucapannya. Wah iya benar nis, ini sudah waktunya, ini sudah pembukaan satu, ini udah keluar lendir darahnya. Sekarang kamu pulang dulu ya jalan-jalan sama makan, nanti kira-kira bada dzuhur atau ashar ke rumah sakit, paling ini lahir sore atau malam nanti. Mendengar itu suami saya sangat excited, sementara saya malah gugup. Di jalan sepulang ke rumah, suami menelfon neneknya dan saya diwejangi untuk makan telor rebus dan minum teh manis hangat sebagai tenaga melahirkan nanti. Sampai di rumah saya malah tidak makan siang, entah merasa seperti melahirkan dalam keadaan terlalu kenyang sepertinya ga akan asik, jadi saya hanya minum air zam-zam, minum air kelapa, makan kurma dan telur rebus. Tapi ternyata saya salah, hal ini membuat saya kurang tenaga karena cadangan gula yang harusnya bisa dipenuhi nasi tidak ada. Jadi para bu ibu, inget yaa sebelum melahirkan pastikan dirimu sudah mengasup diri dengan makanan dan minuman bergizi. Proses persalinan itu amat sangat membutuhkan tenaga

Setelah jalan-jalan keliling rumah dan naik turun tangga, saya siap-siap, mandi dan sholat lalu berangkat ke rumah sakit. Saat itu saya tidak tahu sebenarnya masih boleh sholat atau tidak, karena lendir darah berwarna kecoklatan intens keluar. Tapi karena saya takut mati saat bersalin, maka saya keep sholat dan berdzikir hehe. Di jalan menuju rumah sakit kira-kira jam 5, di dalam mobil saya pecah ketuban. Rasanya seperti pipis yang tidak bisa ditahan. Air tersebut terus keluar sehingga membuat baju saya basah kuyup. Sampai di rumah sakit, suami saya mengurus administrasi dan saya menunggu di dalam mobil sambil mengerang dan air ketuban yang terus keluar. Tak lama suster datang dengan kursi roda dan membawa saya ke ruang bersalin. Sampai di sana kemudian bidan mengecek dan ternyata sudah pembukaan 3. Lalu saya dibaringkan untuk merekam detak jantung bayi. Karena saya belum makan, dalam proses ini saya sambil disuapi makan untuk persiapan tenaga. Percayalah makan di saat kontrasi adalah aktivitas makan yang paling tidak nyaman, karena terasa mual. Setelah rekam jantung saya diinstruksikan untuk berbaring ke kiri, guna mendapatkan kontraksi yang lebih sering sehingga pembukaan semakin terbuka dan merangsang agar bayi lekas keluar. Ini dia momennya. Merasakan kontraksi sekian jam. Luar Biasa! Rasa sakit yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Kala itu saya ditemani suami dan mama yang baru pulang kerja. Mama izin untuk menemani, tp karena mama malah menangis dan ketika lihat mama saya juga menangis, maka suster menyuruh mama keluar agar saya ditemani suami saja sehingga bisa fokus.  Setelah sholat maghrib suami saya kembali ke ruang bersalin dan menemani hingga proses selesai. Hai para bumil, ada baiknya dari awal kehamilan kamu mengajak suamimu untuk mau tanda tangan kontrak menemani selama proses bersalin berlangsung hehehe. Adanya suami yang mendampingi benar-benar menjadi sumber energi saya. Sepanjang proses saya meremas tangannya, sesekali menatap matanya dan mengikuti arahannya untuk terus berdikir dan mengatur nafas. Di tengah rasa sakit yang kita alami, suami adalah salah seorang yang mungkin bisa dibilang rasional sehingga bisa mengajak kita mengatur nafas sehingga mempermudah proses. Keikutsertaan suami juga membuatnya paham akan perjuangan seorang wanita, sehingga ke depannya ia akan lebih menghargai ibu dan istrinya. 

Proses di dalam ruangan bersalin berlangsung kira-kira 5 jam. Pecahnya air ketuban lebih dulu menyebabkan bayi terus mendorong untuk keluar, padahal saat itu baru pembukaan 4-5. Konsekuensinya menghasilkan jahitan yang cukup banyak huhuhu. Perlu diingat bagi bumil, bahwa latihan pernafasan dan senam hamil adalah hal yang penting dilakukan jika kamu berencana untuk melahirkan secara normal. Alasannya adalah, kamu di dalam ruangan bersalin akan berjuang sendiri dan bayimu membutuhkanmu. Senam hamil membantu anggota tubuh bagian bawahmu lebih lentur dan tidak kaku, karena kamu harus membuka paha lebar-lebar dan memeluknya erat-erat agar dapat mengejan dengan baik sehingga bayi bisa lekas keluar. Sedangkan berlatih teknik pernafasan akan membantumu untuk fokus pada tarikan nafas agar bisa rileks daripada fokus pada rasa sakit. Selain itu juga dapat membantu bayi mendapat asupan oksigen yang cukup dalam proses bersalin. 

Alhamdulillah pada pukul 22.15 Dzakir lahir. Lega sekali rasanya, tetiba semua rasa sakit kontraksi tadi hilang semua. Sebelumnya saya meminta dokter untuk segera menaruh Dzakir di atas saya atau Inisiasi Menyusui Dini. Hal itu dapat menjalin ikatan antara ibu dan anak. Namun sepertinya memang sudah SOPnya begitu sehingga ya Dzakir langsung ditaruh dalam dekapan saya setelah lahir dan dibersihkan. Sambil memeluknya dokter dan bidan mengikat kaki saya, ketika saya tanya, ternyata itu adalah proses selanjutnya, yakni jahit menjahit. Hiii ngeri. Saya selalu membayangkan sakitnya dijahit pada bagian organ intim. Dan ya ternyata memang sakit meskipun sudah dibius lokal. Kata dokter rasa sakit berlebih itu karena adanya robekan dekat ambeien yang membuat tidak bisanya disuntikkan bius lokal pada bagian tersebut. Bisa dibayangkan sakitnya. Tadinya dokter menawarkan untuk bius total, tapi karena saya memikirkan Dzakir maka saya mengurukan niat untuk mengiyakan. Ohya, sebelum melahirkan pastikan kamu sudah memberitahu pihak rumah sakit untuk tidak memberikan susu formula kepada bayimu, karena sebaik-baik makanan bagi bayi baru lahir adalah asi ibu. Tak sedikit rumah sakit yang memberikan susu formula bagi bayi, oleh karenanya kamu perlu memastikan hal tersebut. 

Setelah proses benar-benar berakhir saya diinstruksikan untuk istirahat dalam posisi telentang selama 2 jam. Ini sangat menyiksa menurut saya, karena posisinya sangat tidak nyaman. Pusing mulai terasa karena adanya tekanan saat mengejan. Badan terasa pegal-pegal karena menegang selama kurang lebih 5 jam. Bekas jahitan di bagian bawah pun terasa tidak nyaman. Setelah menunggu 2 jam saya dibawa ke kamar untuk istirahat dengan kursi roda. Lalu ini dia tips selanjutnya. Bagi para bumil untuk menyiapkan mental untuk menghadapi perlakuan suster dan dokter atau bidan padamu. Saya sempat agak drop karena ini hehe maklum anaknya sensitif. Rasanya badan rontok kala itu. Bisa dibilang turun mesin lah ya. Untuk bangun dari tempat tidur rasanya sulit sekali. Apalagi ketika buang air kecil mendapati begitu banyak darah yang keluar membuat tambah lemas. Keluarnya darah pasca bersalin itu tidak seperti haid biasa, lebih seperti korban kecelakaan. Tapi dengan segala rasa sakit yang membuatmu tak nyaman, para suster akan mengarahkanmu untuk melakukan segala halnya sendiri, meskipun dirimu merasa membutuhkan bantuan orang lain. Ternyata setelah kucaritahu, memang benar suster dan dokter akan memperlakukanmu begitu, bukan karena jahat, melainkan agar kamu ingat bahwa ibu melahirkan bukanlah orang yang sedang sakit dan ia juga memiliki tanggung jawab untuk mengurus anaknya sendiri, terlebih setelah di rumah, tidak akan ada suster yang membantu. Oleh karenanya kita dituntut mandiri meskipun rasa sakit belum hilang. Jadi, pesannya adalah jangan baper hehehe. 

Nah begitu kira-kira perjalanan proses persalinanku kemarin. Semoga bisa diambil manfaatnya bagi para bumil yang sedang menanti proses persalinannya yaa, Ukh. Salam dari kami bertiga :)


.Nisa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WEDDING REVIEW SERIES #2 CATERING & DECORATION SERVICES - MAHARANI

WEDDING REVIEW SERIES #1 TATA RIAS - SANGGAR LIZA

WEDDING REVIEW SERIES #3 VENUE - PURI ARDHYA GARINI