Juni 18, 2017

Belajar Bagaimana Caranya Belajar #NHW5 #MIIPBATCH4

Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh!
Ndak berasa sudah sampai di NHW 5 ya. Setiap minggu mencoba mengerjakan pr secara serius, meskipun no punishment seperti di sekolah, kalo ga ngerjain pr disuruh keluar kelas :") Tapi justru niat mengerjakan pr nya terdorong oleh diri sendiri, semoga ilmunya jadi lebih terserap ya karena udah niat belajarnya hehe.

Nah, jadi NHW kali ini adalah mengenai belajar bagaimana caranya belajar. Hmm, pr ini makin menarik ketika tidak ada hint hint khusus dalam mengerjakannya, sehingga kita bebeas untuk meramunya.

Sebelum beranjak ke desain belajar, ada baiknya kita definisikan dulu ya apa sih belajar itu?

Learning is the relatively permanent change in a person’s knowledge or behavior due to experience (Meyer, 1982 dalam Richey, Klein & Tracey, 2010)

Coba diterjemahkan ya, Belajar adalah perubahan yang relatif permanen terkait pengetahuan atau perilaku seseorang sesuai dengan pengalamannya. 

1. Change: Perubahan. 
Ya, belajar adalah proses perubahan dari yang belum mengerti menjadi mengerti, dari yang belum tahu menjadi tahu, dari yang belu bisa menjadi bisa, dari yang belum mahir menjadi mahir. Dapat kita lihat bahwa ada proses kosong sebelum berisi. Oleh karenanya sebelum kita belajar, kita perlu paham betul apa yang masih 'kosong' dalam diri kita, maka bagian kosong itulah yang perlu kita isi. Mengetahui apa yang ingin kita pelajari menjadi hal penting dalam desain pembelajaran, agar perjalanan belajar bisa tetap pada tujuan dan tercapai awal.

2. Relatively: Relatif.
Kata relatif berbicara bahwa proses perubahan ini bisa berlangsung lama dan menetap atau justru tak bertahan lama. Oleh karenanya, setelah menentukan ilmu apa yang ingin kita pelajari, kita perlu 'membaca, mendengar, melihat, menulis, merasakan dan mengamalkan' ilmu tersebut secara berkala. Apa tujuannya? Agar ilmu tersebut terikat dengan diri kita, sehingga ilmu tersebut dapat mengubah kita menjadi mengerti, tahu, paham dan mahir. Magic word agar ilmu tersebut melekat adalah ulangi, ulangi, ulangi. Ulangi ilmu yang telah kita miliki dan ulangi proses belajarnya sampai kita sudah hafal di luar kepala.

3. Experience: Pengalaman.
Lagi-lagi pengalaman berbicara perihal jam terbang. Ibu yang baru pertama kali mendengar bayi menangis mungkin akan panik dan bingung harus melakukan apa agar sang bayi berhenti menangis. Tapi ibu yang anaknya sudah berusia 5 bulan pasti sudah tau hal apa yang harus dilakukan agar si bayi tenang kembali. Ini pengalaman. Selama 5 bulan ibu tersebut sudah mencoba trial and error dalam menangani tangisan sang anak, hingga akhirnya menemukan formula tepat untuk menenangkan anaknya. 

Dari definisi tersebut, bisa disimpulkan bahwa dalam desain belajar, perlu memasukkan aspek-aspek ini:

- Tentukan ilmu apa yang ingin dipelajari. Ilmu yang belum kita kuasai atau mungkin ilmu yang sudah kita pilih dan kita sukai, namun perlu dipertajam lagi.

- Buat strategi belajar sesuai kemampuan diri dalam menyerap ilmu. Contoh: Menulis resume setelah mendengarkan kajian atau membaca buku, Menceritakan kembali ilmu yang baru diterima, Mengamalkan ilmu yang diterima ke dalam keseharian.

- Membuat checklist harian agar perubahan diri dapat terpantau.

-Tentukan target. Bagi target dalam bentuk jangka panjang dan jangka pendek agar perubahan terpantau dan diri merasa terpacu karena mendapat reward saat target tercapai.

- Ulangi, ulangi, ulangi kembali ilmu yang sudah didapat, agar kemampuan kita menjadi mahir.

Sekian desain belajar yang menurut saya sejauh ini cukkup tepat untuk dilakukan. Namun memang ya setan malas itu ada di mana mana, jadi harus menguatkan hati untuk bisa melakukannya. Bismillah.


Diunduh dari https://elearning2.courses.ufl.edu/access/content/user/jkocher


Daftar Pustaka:
Richey, R. C., Klein, J. D., & Tracey, M. W. (2010). The instructional design knowledge base: Theory, research, and practice. Routledge.
.Nisa

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda